BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pestisida
adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah
sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya
seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain
yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan
bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau
bagian-bagian tanaman, (e-petani, 2010).
Sesuai konsep
Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk
memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi
atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna
dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan
pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan
pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani
menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah
digunakan di hampir setiap lahan pertanian. Namun sekarang ini banyak pemahaman
yang salah tentang penggunaan dosis dari pestisida ini. Para petani tidak
mengindahkan anjuran pemakaian yang telah diterapkan oleh pemerintah.
Jika melihat
besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida,
maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana
penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi
pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti
penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan
menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema
serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan
membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem,
sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan
tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu
tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya,
namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak,
waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang
tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar
dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah untuk lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai
jenis pestisida yang sering digunakan oleh petani dalam hal pengendalian hama
dan penyakit serta mengetahui cara aplikasinya di lapangan secara langsung.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
Pestisida dan Teknik Aplikasi dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Desember 2011
dari pukul 08.00 Wita-selesai yang bertempat di UPT. Balai Benih Induk Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali yang beralamat di Desa Luwus, Kecamatan
Baturiti, Kabupaten Tabanan, serta di tempat pertanian organik yaitu Pusat
Pelatihan Dan Pedesaan Swadaya (P4S) “Eka Setia Bali” yang beralamat di Br.Titi
Galar, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan-Bali.
2.2. Metode Penelitian
Metode
yang digunakan saat praktikum adalah metode wawancara untuk mendapat informasi
yang sesuai dengan instruksi sehingga mahasiswa dapat menyusunnya dalam sebuah
laporan praktikum. Selain itu untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini
kami juga menggunakan library research baik diinternet maupun di perpustakaan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Decis 25 EC
1.
Nama dagang pestisida: Decis 25 EC
2.
Jenis: insektisida
3.
Jenis sasaran: untuk
mengedalikan hama pada tanaman, antara lain:
v
Bawang Merah : ulat grayak Spodoptera exigua
v
Cabai : hama Thrips sp, kutu daun Myzus
persicae, lalat buah Dacus sp, dan ulat grayak Spodoptera litura
v
Jagung : Belalang Locusta migratoria, lalat
bibit Atherigona sp
v
Kacang hijau : lalat bibit Agromyza phaseoli
v
Kakao : penghisap buah Helopeltis antonii
v
Kapas : Penggerek pucuk Heliothis sp dan
penggerek buah Earias sp
v
Kedelai : lalat bibit Agromyza phaseoli. ulat
grayak Spodoptera sp, perusak daun Phaedonia sp, Plusia
sp, dan penghisap polong Riptotus linearis
v
Kelapa sawit : Ulat api Thosea asigna
v
Kentang : Kutu daun Myzus sp, dan Thrips
palmi
v
Kubis : Perusak daun Plutella xylostella dan Crocidolomia
binotalis
v
Lada : Penghisap buah Dasynus piperis,
penghisap bunga Diplogomphus hewitti, bubuk buah Lophobaris piperis
v
Semangka : Hama Thrips sp, Aphis sp
v
Teh : Penghisap daun Helopeltis sp
v
Tembakau : Ulat grayak Spodotera litura dan
penggerek pucuk Heliothis assulta
v
Tomat : Ulat buah Heliothis armigera
v
Apel : Ulat grayak Spodoptera litura
4.
Bahan aktif deltrametrin : 25 g/l
5.
Bentuk formulasi: EC
(Emulsiflable Concentrates), yaitu larutan pekat pestisida yang diberi
emulsifier untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi emulsi dari
butiran-butiran kecil minyak dalam air.
6.
Ciri penting lain: insektisida
racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning jernih yang dapat di
emulsikan.
·
Perhitungan :
Diketahui
:
Bahan
aktif (A) = 25 g/l
Luas
areal perkebunan tembakau = 50 are = 0,5 Ha
Dosis
rekomendasi (D) = 0,2 lt/ha (dosis dimisalkan)
Volume
semprot (V) = 500 liter /ha
Volume
tangki = 20 liter
1.
Kebutuhan
formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
100/25 x
0.2 = 0,8 liter
2.
Konsentrasi
:
C = 100.D X 100 %
A x
V
= 100 x 0,2 X 100 %
25 x 500
= 0,16 %.
3.
Berapa
pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x 0,5 = 250
= 250 liter/20 liter = 12,5
kali ~ 13 kali penyemprotan.
4.
Berapa
kebutuhan per tangki :
= 0,8 liter/13 kali penyemprotan = 0,06 liter
5.
Kebutuhan
bahan aktif per hektar :
= 0,16 / 100 x 500 = 0,8 liter setara dengan 100/25
x 0,8= 3,2 per ha formulasi
3.2. Curacron 500 EC
1.
Nama dagang pestisida: Curacron
500 EC
2.
Jenis: insektisida
3.
Jenis sasaran : untuk mengendalikan
hama pada tanaman, antara lain :
v Bawang merah
: Ulat grayak Spodoptera litura
v Cabai : Kutu
daun Myzus persicae, lalat buah Dacus ferrugineus, ulat grayak Spodoptera
litura dan hama Thrips sp
v Jeruk :
Diaphorina citri
v Kacang hijau
: Perusak daun Plusia chalcites, ulat grayak Spodoptera sp
v Kapas :
Penggerek buah Earias sp, penggerek pucuk Heliothis sp
v Kubis :
Perusak daun Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella
v Semangka :
Kutu daun Myzus persicae, hama trips, Thrips sp, kumbang pemakan daun
Aulacophora sp, kutu daun Aphis sp, lalat buah Dacus sp
v Tebu :
Penggerek batang Chilo auricilius dan C.sacchariphagus
v Tembakau :
Penggerek pucuk Heliothis sp, dan ulat grayak Spodoptera litura
v Tomat : ulat
buah Heliothis armigera
4. Bahan aktif
Profenofos : 500 g/l
5.
Bentuk formulasi: EC
(Emulsiflable Concentrates), yaitu larutan pekat pestisida yang diberi
emulsifier untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi emulsi dari
butiran-butiran kecil minyak dalam air.
6.
Ciri penting lain/tambahan : insektisida
racun lambung dan kontak yang berspektrum luas dan dapat mengendalikan berbagai
jenishama serangga mulai dari kutu daun sampai ulat pada tanaman bawang merah,
cabai, jeruk, kacang hijau, kapas, kentang, kubis, semangka, tebu, tembakau,
dan tomat. Mudah terserap oleh jaringan tanaman dengan demikian mampu
mengendalikan hama yang tersembunyi di balik daun. Efek translaminar ini
membuat Curacron 500 EC sangat efektif dalam mengendalikan hama secara tuntas
selain itu tidak mudah tercuci oleh air hujan (rainfast). Warna insektisida ini
adalah kuning kecoklatan.
·
Perhitungan :
Diketahui
:
Bahan
aktif (A) = 500g/l
Luas
areal keseluruhan = 5 ha
Luas
areal jeruk = 0,5 Ha
Dosis
rekomendasi (D) = 2 ltr/ha
Volume
semprot (V) = 500 liter /ha
Volume
tangki = 20 liter
1.
Kebutuhan
formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
=
100/500 x 2 = 0,4 liter
2.
Konsentrasi
cairan semprot yang digunakan:
C = 100
x D X 100 %
A
x V
= 100 x 2 X 100 %
500x500
= 0,08 %
3.
Berapa kali
pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x
0,5= 250
= 250
liter /20 liter = 12,5 kali ~ 13 kali penyemprotan
4.
Berapa
kebutuhan per tangki :
= 0,4
ltr/13 kali penyemprotan = 0,030 liter
5.
Kebutuhan
bahan aktif per hektar :
= 0,08 /
100 x 500 = 0,4 liter setara dengan 100/500 x 0,4= 0,08 per ha formulasi
3.3. Furadan
3GR
1. Nama Dagang Pestisida : Furadan
3GR
2. Jenis : Insektisida/Nematisida.
3. Jenis Sasaran : Membunuh
serangga dalam bentuk larva ,nematoda bintil akar, perusak daun, ulat grayak,
dan penggerek pucuk dll, seperti :
·
Cengkeh : Penggerek batang Nothopheus sp
·
Jeruk : Nematoda Tyienchulus
semipenetrans
·
Kapas : Hama lundi
·
Kentang dan lada : Nematoda bintil akar
Meloidogyne sp
·
Padi : Ganjur Orseolia oryzae, penggerek
batang Tryporyza innotata, T.incertulas, Chilo suppressalis dan Sesamia
inferens, wereng hijau Nephotettix virescens, lalat daun Hydrellia sp
·
Padi : Lundi Holotrichia helleri
·
Tebu : Penggerek batang Phragmatocia
castaneae, Chilo sacchariphagus, Diatraea saccharalis dan penggerek pucuk
Scir-pophaga nivelia, lundi Stibarophus molginus
·
Teh : Nematoda Helicotylenchus sp,
Meloidogyne sp, Paratylenchus sp, dan nematoda saprozoik di persemaian
·
Tembakau : Penggerek pucuk Heliothis sp,
dan ulat grayak Spodoptera litura, nematoda bintil akar Meloidogyne sp
·
Tomat : Nematoda bintil akar Meloidogyne
sp
4. Bahan Aktif :
Karbofuran
3 %.
5. Bentuk Formulasi : Butiran
(granula = G).
6.
Ciri
penting lain/tambahan : Insektisida berbentuk butiran warna ungu. Aplikasinya
dengan cara ditebarkan dibawah atau diatas permukaan tanah dengan menggunakan
Pertilzer, spreader, dan atau tangan. Furadan 3GR merupakan
Insektisida/Nematisida sistemik dengan bahan aktif karbofuran. Furadan 3GR yg
diaplikasikan akan ditranslokasikan melalui jaringan tanaman atau diserap oleh
tanaman setelah terlarut dalam air tanpa membunuh tanaman itu sendiri. Ketika
hama memakan jaringan atau bagian tanaman tersebut, racun bahan aktif yang
masuk ke dalam sistem pencernaan akan membunuh hama yang dapat berupa
serangga(khususnya dalam bentuk larva) maupun nematoda.
·
Perhitungan :
Diketahui
:
Bahan
aktif = 3%
Luas
areal perkebunan jeruk = 50 are= 0,5 Ha
Sasaran
jeruk (nematoda) = 0,1 kg/ha
Volume
semprot = 500 liter /ha
Volume
tangki = 20 liter
1. Kebutuhan formulasi per hektar (dosis); cairan
semprot 500L per hektar :
100/ 3 x 0.1 = 3,3 kg/ha
2.
Konsentrasi
:
C = 100.D X 100 %
A x V
= 100.0,1 X 100 %
3x500
= 0,67 %.
3.
Berapa
pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x
0,5 = 250
= 250 liter/20 liter = 12,5 kali = 13 kali
penyemprotan.
4.
Berapa
kebutuhan per tangki :
= 3,3 kg/13
kali penyemprotan = 0,253 kg
5.
Kebutuhan
bahan aktif per hektar :
= 0,67/
100 x 500 = 3,35 liter setara dengan 100/3 x 3,35= 111,67 per ha formulasi
3.4.Antracol
70 WP
1.
Nama dagang
pestisida : Antracol 70 WP
2.
Jenis :
Fungisida
3.
Jenis
sasaran : Jamur
4.
Bahan
aktif : Propineb 70%
5.
Bentuk
formulasi : Tepung semprot ( Wettable Powder = WP) Fungisida berbentuk tepung
brwarna crem dapat disuspensikan..
6.
Ciri
penting lain/tambahan : Hasil yang baik telah dicapai oleh Antracol
diantaranya adalah untuk mengatasi penyakit
leaf spot pada sayuran. Antracol dapat ditoleransi dengan baik oleh
tanaman dalam konsentrasi tertentu.
Tidak ada bahaya terbentuknya resistensi (multi-site) / dapat berguna
dalam program anti-resistance untuk
jenis patogen yang berbeda (downy mildew, Alternaria, scab dan
lain-lain).Merupakan sumber zinc yang sangat baik bila terjadi kekurangan zinc
pada banyak tanaman seperti kentang, tomat dan anggur.Punya kompatibilitas
phyto yang sangat baik untuk beragam tanaman, termasuk dalam tahap awal
pertumbuhan tanaman.
Aplikasi: Foliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ha.
Aplikasikan pada gejala yang timbul atau pada bagian tumbuhnya buah, dengan
interval 7 hari. Campur dengan Folicur 25 WP untuk mendapatkan hasil lebih
efektif (Antracol 3 g/l + Folicur 0.5 g/l).Jadi dosis per Hektar: 500 x 3 =
1500 g/ha = 1,5 kg/Ha
·
Perhitungan :
Diketahui
:
Sasaran
: jamur pada cabai merah = 1,5 kg/ha
Bahan
aktif = Propinep 70%
Luas
areal keseluruhan = 4,3 ha
Luas
areal tanaman cabai = 0,15 ha
Volume
semprot = 500 liter /ha
Volume
tangki = 20 liter
1.
Kebutuhan
formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
100/70 x
1,5 = 2,143 kg/ha
2.
Konsentrasi
:
C = 100.D X 100 %
A
x V
= 100.1,5 X 100 %
70
x 500
= 0,43 %
3.
Berapa
pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x
0,15= 75 liter.
= 75
liter /20liter = 3,75 = 4 kali
penyemprotan.
4.
Berapa
kebutuhan per tangki :
= 2,143
kg/4 kali penyemprotan = 0,535 kg.
5.
Kebutuhan
bahan aktif per hektar :
= 0,43 /
100 x 500 = 2,15 liter setara dengan 100/70 x 2,15= 3,071 per ha formulasi.
3.5. Daconil 75 WP
1.
Nama dagang pestisida : Daconil 75 WP
2.
Jenis : Fungisida
3.
Jenis sasaran : Jamur, seperti :
·
Busuk
daun (Phytopthora infestans)
·
Bercak
daun (Cercospora capsisi)
·
Antraknosa
(Colletotrichum gloeosporoides)
4.
Bahan aktif : Klorotalonil 75%
5.
Bentuk formulasi : Wettable Powder (WP), berbentuk tepung berwarna putih
dapat disuspensikan.
6.
Ciri
penting lain/Tambahan : Merupakan
fungisida kontak digunakan untuk mengendalikan
penyakit pada tanaman bawang merah, cabai, kentang, tomat, kacang tanah,
kelapa, teh, pisang, semangka.
·
Perhitungan
:
Diketahui :
Dosis
rekomendasi = 1,5 kg/ha
bahan aktif = Klorotalonil 75%
luas areal keseluruhan = 4,3 ha
luas areal tanaman tomat 0,15 ha
volume semprot = 500 l/ha
volume tangki = 20 l
1.
kebutuhan formulasi per ha (dosis)
= 100/75 x 1,5 = 1,125 kg/ha
2.
Konsentrasi C= 100.D/AxV x 100%= 100.1,5/75x500 x 100% = 0.004%
3.
pemuatan tangki perHa= 500 x
0,15=75 = 75
lt/20 lt = 4 kali = 4 kali penyemprotan
4.
kebutuhan per tangki = 2,143
kg/4 kali penyemprotan = 0,28 kg
5.
kebutuhan bahan aktif per Ha
= 0.004 / 100 x 500 = 0,02 liter setara dengan 100/75 x 0,02= 0,15 per ha formulasi
3.6.Ridomil
Gold MZ 4/64 WG
1.
Nama dagang pestisida: Ridomil
Gold MZ 4/64 WG
2.
Jenis: fungisida
3.
Jenis sasaran : untuk
mengendalikan penyakit pada tanaman, antara lain :
v Kakao
: Penyakit busuk buah Phytophthora palmivora
v Kentang
: Penyakit busuk daun Phutophthora infestans
v Melon
: Penyakit embun bulu Pseudo-peronospora cubensis
v Tomat
: Penyakit busuk daun Phytophthora infestans
4. Bahan aktif Mankozeb : 64 %
dan Mefenoksam : 4 %
5.
Bentuk formulasi :
WG (Wettable Granuler), dalam formulasinya berbentuk butiran).
6.
Ciri penting lain/tambahan : Ridomil Gold MZ 4/64 WG fungisida sistemik dan
kontak yang bersifat preventif dan kuratif yang bekerja mengendalikan penyakit
langsung ke pusatnya. Ridomil Gold MZ 4/64 WG merupakan formulasi terbaru
yang mengandung dua bahan aktif tersebut akan melindungi dan mengendalikan
penyakit dari bagian luar dan dalam tanaman. Fungisida ini sangat mudah
diaplikasikan dan sangat efektif untuk mengendalikan semua penyakit utama
jamur/ cendawan golongan Oomycetes. Ridomil Gold MZ 4/64 WG termasuk golongan
phenylamide yang bekerja sangat spesifik. Fungisida ini sangat efektif untuk
mengendalikan penyakit busuk daun Phytophora infestans pada tanaman kentang dan
tomat, penyakit Phytophtora palmivora pada tanaman kakao serta penyakit embun
bulu Pseudoperonospora cubensis pada melon.
3.7.Petrogenol 800 L
1.
Nama dagang
pestisida : Petrogenol 800 L
2.
Jenis :
Insektisida atraktan
3.
Jenis
sasaran : Insektisida pengendali hama, antara lain :
·
Mangga : Lalat buah Dacus sp
·
Cabai : Lalat buah Dacus ferrugineus
4.
Bahan Aktif Metil
eugenol : 800 g/l
5.
Bentuk formulasi : L (liquid)
yaitu cairan
3.8. Bubur California
1.
Nama dagang
pestisida : Bubur California
2.
Jenis :
Insektisida dan fungisida
3.
Jenis
sasaran : Insektisida dan Fungisida yang berbentuk cairan bersifat kimiawi
yang digunakan untuk mengendalikan penyakit Diplodia, Busuk pangkal batang, dan
Jamur kerak, serta mengendalikan hama Kutu sisik dan Tungau.
4.
Bahan Aktif Metil eugenol : Belerang
(S) dan Kapur (CaCO3)
5.
Tambahan : Aplikasi Semprot
: Ambil bagian bening/atas BC sebanyak 10 ml/liter air atau 150ml/tangki
semprot dan Pengecatan : Gosok batang dengan sikat, Kocok bagian endapan dan
bagian bening BC sampai merata, oleskan Bubur California menggunkan kuas.
3.9. Benlate 50 WP
1.
Nama
dagang pestisida : Benlate 50 WP
2.
Jenis
: fungisida
3.
Jenis
sasaran : Jamur
4.
Bahan
aktif : benomil 50%
5.
Bentuk
formulasi : WP (Wettable Powder)
6.
Ciri
penting lain : Benlate Fungisida sistematik
berbentuk bubuk berwarna putih yang dapat disuspensikan dalam air untuk
mengendalikan penyakit jamur pada tanaman apel, cengkeh, jeruk, kacang hijau,
kacang tanah, karet, kentang kopi, lada, padi, tebu dan tomat.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penggunaan
pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih
dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah
batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Berbagai jenis pestisida sudah
digunakan di hampir setiap lahan pertanian, seperti : Decis 25 EC, Curacron 500 EC, Furadan 3G, Antracol 70 WP, Daconil 75 WP, Ridomil Gold MZ 4/64
WG, Petrogenol 800 L, Bubur California, Benlate 50 WP, dan lain sebagainya.
Namun sekarang ini banyak pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis dari
pestisida ini. Para petani tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah
diterapkan oleh pemerintah.
4.2. Saran
1. Untuk
praktikum sebaiknya dipilih tempat yang lebih intensif dalam penggunaan
pestisida agar mahasiswa tidak kesulitan dalam menentukan data-data yang ada
dalam perhitungan.
2. Untuk
para petani sebaiknya menggunakan pestisida yang tepat dosis, waktu, dan
sasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
Petrogenol-800-l. (ONLINE). (http://www.bersamakitaserasi.com/content/
petrogenol-800-l, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.
Furadan-3-gr. (ONLINE). http://www.bersamakitaserasi.com/content/furadan-3-gr,
diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.
Bubur california. (ONLINE). http://citruscentre.blogspot.com/2009/03/bubur-california.html,
diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.(ONLINE).http://tokopioneermart.com/wp-content/uploads/2010/11/22225x300.jpg,
diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.Ridomil
Gold MZ 4/64 WG.(ONLINE). http://www.tokokimia.com/fungisida/item/
ridomil -gold-mz-464-wg.html, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Ridomil
Gold MZ 4/64 WG. (ONLINE). http://bersamakitaserasi.
com/content/ridomil-gold-mz-464-wg, diakses pada tanggal 3 Januari
2012).
Anonim.
(ONLINE).http://www.toko-kimia.com/insektisida/item/crash-480-as-copy.html,
diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.
Curacron 500 EC. (ONLINE).http://www.bersamakitaserasi.com/content/curacron-500-ec,
diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Decis 25
EC. (ONLINE).http://www.bersamakitaserasi.com/content/decis-25-ec, diakses pada
tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.(ONLINE).http://www.lembahpinus.com/index.php?option=comcontent&task=view
&id=180&Itemid=82, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
ada yang lebih lengkap gak???
BalasHapus