selamat datang di blog ayu.....
:)

Selasa, 03 April 2012

laporan praktikum pestisida dan teknik aplikasinya


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, (e-petani, 2010).
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian. Namun sekarang ini banyak pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis dari pestisida ini. Para petani tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah diterapkan oleh pemerintah.
Jika melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai jenis pestisida yang sering digunakan oleh petani dalam hal pengendalian hama dan penyakit serta mengetahui cara aplikasinya di lapangan secara langsung.


BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pestisida dan Teknik Aplikasi dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Desember 2011 dari pukul 08.00 Wita-selesai yang bertempat di UPT. Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali yang beralamat di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, serta di tempat pertanian organik yaitu Pusat Pelatihan Dan Pedesaan Swadaya (P4S) “Eka Setia Bali” yang beralamat di Br.Titi Galar, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan-Bali.

2.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan saat praktikum adalah metode wawancara untuk mendapat informasi yang sesuai dengan instruksi sehingga mahasiswa dapat menyusunnya dalam sebuah laporan praktikum. Selain itu untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini kami juga menggunakan library research baik diinternet maupun di perpustakaan.



BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Decis 25 EC
1.      Nama dagang pestisida: Decis 25 EC
2.      Jenis: insektisida
3.      Jenis sasaran: untuk mengedalikan hama pada tanaman, antara lain:
v  Bawang Merah : ulat grayak Spodoptera exigua
v  Cabai : hama Thrips sp, kutu daun Myzus persicae, lalat buah Dacus sp, dan ulat grayak Spodoptera litura
v  Jagung : Belalang Locusta migratoria, lalat bibit Atherigona sp
v  Kacang hijau : lalat bibit Agromyza phaseoli
v  Kakao : penghisap buah Helopeltis antonii
v  Kapas : Penggerek pucuk Heliothis sp dan penggerek buah Earias sp
v  Kedelai : lalat bibit Agromyza phaseoli. ulat grayak Spodoptera sp, perusak daun Phaedonia sp, Plusia sp, dan penghisap polong Riptotus linearis
v  Kelapa sawit : Ulat api Thosea asigna
v  Kentang : Kutu daun Myzus sp, dan Thrips palmi
v  Kubis : Perusak daun Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis
v  Lada : Penghisap buah Dasynus piperis, penghisap bunga Diplogomphus hewitti, bubuk buah Lophobaris piperis
v  Semangka : Hama Thrips sp, Aphis sp
v  Teh : Penghisap daun Helopeltis sp
v  Tembakau : Ulat grayak Spodotera litura dan penggerek pucuk Heliothis assulta
v  Tomat : Ulat buah Heliothis armigera
v  Apel : Ulat grayak Spodoptera litura
4.      Bahan aktif deltrametrin : 25 g/l
5.      Bentuk formulasi: EC (Emulsiflable Concentrates), yaitu larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi emulsi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air.
6.      Ciri penting lain: insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning jernih yang dapat di emulsikan.
·         Perhitungan :
Diketahui :
Bahan aktif  (A) = 25 g/l
Luas areal perkebunan tembakau = 50 are = 0,5 Ha
Dosis rekomendasi (D) = 0,2 lt/ha (dosis dimisalkan)
Volume semprot (V) = 500 liter /ha
Volume tangki = 20 liter
1.   Kebutuhan formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
100/25 x 0.2 = 0,8 liter
2.   Konsentrasi :
C  = 100.D   X 100 %
   A x V  
= 100 x 0,2  X 100 %
   25 x 500
= 0,16 %.

3.   Berapa pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x 0,5 = 250
=  250 liter/20 liter = 12,5 kali ~ 13 kali penyemprotan.
4.   Berapa kebutuhan per tangki :
= 0,8 liter/13 kali penyemprotan = 0,06 liter
5.   Kebutuhan bahan aktif per hektar :
= 0,16 / 100 x 500 = 0,8 liter setara dengan 100/25 x 0,8= 3,2 per ha formulasi
3.2. Curacron 500 EC
1.      Nama dagang pestisida: Curacron 500 EC
2.      Jenis: insektisida
3.      Jenis sasaran : untuk mengendalikan hama pada tanaman, antara lain :
v  Bawang merah : Ulat grayak Spodoptera litura
v  Cabai : Kutu daun Myzus persicae, lalat buah Dacus ferrugineus, ulat grayak Spodoptera litura dan hama Thrips sp
v  Jeruk : Diaphorina citri
v  Kacang hijau : Perusak daun Plusia chalcites, ulat grayak Spodoptera sp
v  Kapas : Penggerek buah Earias sp, penggerek pucuk Heliothis sp
v  Kubis : Perusak daun Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella
v  Semangka : Kutu daun Myzus persicae, hama trips, Thrips sp, kumbang pemakan daun Aulacophora sp, kutu daun Aphis sp, lalat buah Dacus sp
v  Tebu : Penggerek batang Chilo auricilius dan C.sacchariphagus
v  Tembakau : Penggerek pucuk Heliothis sp, dan ulat grayak Spodoptera litura
v  Tomat : ulat buah Heliothis armigera
4.      Bahan aktif Profenofos : 500 g/l
5.      Bentuk formulasi: EC (Emulsiflable Concentrates), yaitu larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi emulsi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air.
6.      Ciri penting lain/tambahan : insektisida racun lambung dan kontak yang berspektrum luas dan dapat mengendalikan berbagai jenishama serangga mulai dari kutu daun sampai ulat pada tanaman bawang merah, cabai, jeruk, kacang hijau, kapas, kentang, kubis, semangka, tebu, tembakau, dan tomat. Mudah terserap oleh jaringan tanaman dengan demikian mampu mengendalikan hama yang tersembunyi di balik daun. Efek translaminar ini membuat Curacron 500 EC sangat efektif dalam mengendalikan hama secara tuntas selain itu tidak mudah tercuci oleh air hujan (rainfast). Warna insektisida ini adalah kuning kecoklatan.
·         Perhitungan :
Diketahui :
Bahan aktif (A) = 500g/l
Luas areal keseluruhan = 5 ha
Luas areal jeruk = 0,5 Ha
Dosis rekomendasi (D) = 2 ltr/ha
Volume semprot (V) = 500 liter /ha
Volume tangki = 20 liter
1.   Kebutuhan formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
= 100/500 x 2 = 0,4 liter
2.   Konsentrasi cairan semprot yang digunakan:
C  = 100 x D   X 100 %
        A x V  
= 100 x 2   X 100 %
   500x500
= 0,08 %

3.   Berapa kali pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x 0,5= 250
= 250 liter /20 liter = 12,5 kali ~ 13 kali penyemprotan
4.   Berapa kebutuhan per tangki :
= 0,4 ltr/13 kali penyemprotan = 0,030 liter
5.   Kebutuhan bahan aktif per hektar :
= 0,08 / 100 x 500 = 0,4 liter setara dengan 100/500 x 0,4= 0,08 per ha formulasi



3.3. Furadan 3GR

 

1.      Nama Dagang Pestisida : Furadan 3GR
2.      Jenis : Insektisida/Nematisida.
3.      Jenis Sasaran : Membunuh serangga dalam bentuk larva ,nematoda bintil akar, perusak daun, ulat grayak, dan penggerek pucuk dll, seperti :
·        Cengkeh : Penggerek batang Nothopheus sp
·        Jeruk : Nematoda Tyienchulus semipenetrans
·        Kapas : Hama lundi
·        Kentang dan lada : Nematoda bintil akar Meloidogyne sp
·        Padi : Ganjur Orseolia oryzae, penggerek batang Tryporyza innotata, T.incertulas, Chilo suppressalis dan Sesamia inferens, wereng hijau Nephotettix virescens, lalat daun Hydrellia sp
·        Padi : Lundi Holotrichia helleri
·        Tebu : Penggerek batang Phragmatocia castaneae, Chilo sacchariphagus, Diatraea saccharalis dan penggerek pucuk Scir-pophaga nivelia, lundi Stibarophus molginus
·        Teh : Nematoda Helicotylenchus sp, Meloidogyne sp, Paratylenchus sp, dan nematoda saprozoik di persemaian
·        Tembakau : Penggerek pucuk Heliothis sp, dan ulat grayak Spodoptera litura, nematoda bintil akar Meloidogyne sp
·        Tomat : Nematoda bintil akar Meloidogyne sp
4.      Bahan Aktif   : Karbofuran 3 %.
5.      Bentuk Formulasi : Butiran (granula = G).
6.      Ciri penting lain/tambahan : Insektisida berbentuk butiran warna ungu. Aplikasinya dengan cara ditebarkan dibawah atau diatas permukaan tanah dengan menggunakan Pertilzer, spreader, dan atau tangan. Furadan 3GR merupakan Insektisida/Nematisida sistemik dengan bahan aktif karbofuran. Furadan 3GR yg diaplikasikan akan ditranslokasikan melalui jaringan tanaman atau diserap oleh tanaman setelah terlarut dalam air tanpa membunuh tanaman itu sendiri. Ketika hama memakan jaringan atau bagian tanaman tersebut, racun bahan aktif yang masuk ke dalam sistem pencernaan akan membunuh hama yang dapat berupa serangga(khususnya dalam bentuk larva) maupun nematoda.
·         Perhitungan :
Diketahui :
Bahan aktif  = 3%
Luas areal perkebunan jeruk = 50 are= 0,5 Ha
Sasaran jeruk (nematoda) = 0,1 kg/ha
Volume semprot = 500 liter /ha
Volume tangki = 20 liter
1.      Kebutuhan formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
100/ 3 x 0.1 = 3,3 kg/ha
2.   Konsentrasi :
C  = 100.D   X 100 %
        A x V  
    = 100.0,1  X 100 %
        3x500
                = 0,67 %.

3.   Berapa pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x 0,5 = 250
=  250 liter/20 liter = 12,5 kali = 13 kali penyemprotan.
4.   Berapa kebutuhan per tangki :
= 3,3 kg/13 kali penyemprotan = 0,253 kg

5.   Kebutuhan bahan aktif per hektar :
= 0,67/ 100 x 500 = 3,35 liter setara dengan 100/3 x 3,35= 111,67 per ha formulasi

3.4.Antracol 70 WP


1.      Nama dagang pestisida : Antracol 70 WP
2.      Jenis : Fungisida
3.      Jenis sasaran : Jamur
4.      Bahan aktif : Propineb 70%
5.      Bentuk formulasi : Tepung semprot ( Wettable Powder = WP) Fungisida berbentuk tepung brwarna crem dapat disuspensikan..
6.      Ciri penting lain/tambahan : Hasil yang baik telah dicapai oleh Antracol diantaranya adalah untuk mengatasi penyakit  leaf spot pada sayuran. Antracol dapat ditoleransi dengan baik oleh tanaman dalam konsentrasi tertentu.  Tidak ada bahaya terbentuknya resistensi (multi-site) / dapat berguna dalam program  anti-resistance untuk jenis patogen yang berbeda (downy mildew, Alternaria, scab dan lain-lain).Merupakan sumber zinc yang sangat baik bila terjadi kekurangan zinc pada banyak tanaman seperti kentang, tomat dan anggur.Punya kompatibilitas phyto yang sangat baik untuk beragam tanaman, termasuk dalam tahap awal pertumbuhan tanaman.
Aplikasi: Foliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul atau pada bagian tumbuhnya buah, dengan interval 7 hari. Campur dengan Folicur 25 WP untuk mendapatkan hasil lebih efektif (Antracol 3 g/l + Folicur 0.5 g/l).Jadi dosis per Hektar: 500 x 3 = 1500 g/ha = 1,5 kg/Ha

·         Perhitungan :
Diketahui :
Sasaran :  jamur pada cabai merah = 1,5 kg/ha
Bahan aktif = Propinep 70%
Luas areal keseluruhan = 4,3 ha
Luas areal tanaman cabai = 0,15 ha
Volume semprot = 500 liter /ha
Volume tangki = 20 liter
1.   Kebutuhan formulasi per hektar (dosis); cairan semprot 500L per hektar :
100/70 x 1,5 = 2,143 kg/ha
2.   Konsentrasi :
C  = 100.D   X 100 %
        A x V  
     = 100.1,5   X 100 %
       70 x 500
     = 0,43 %
3.   Berapa pemuatan tangki per hektar (dianggap volume tangki 20 liter) :
= 500 x 0,15= 75 liter.
= 75 liter /20liter  = 3,75 = 4 kali penyemprotan.
4.   Berapa kebutuhan per tangki :
= 2,143 kg/4 kali penyemprotan = 0,535 kg.
5.   Kebutuhan bahan aktif per hektar :
= 0,43 / 100 x 500 = 2,15 liter setara dengan 100/70 x 2,15= 3,071 per ha formulasi.




3.5. Daconil 75 WP
1.      Nama dagang pestisida : Daconil 75 WP
2.      Jenis : Fungisida
3.      Jenis sasaran  : Jamur, seperti :
·         Busuk daun (Phytopthora infestans)
·         Bercak daun (Cercospora capsisi)
·         Antraknosa (Colletotrichum gloeosporoides)
4.      Bahan aktif : Klorotalonil 75%
5.      Bentuk formulasi : Wettable Powder (WP), berbentuk tepung berwarna putih dapat disuspensikan.
6.      Ciri penting lain/Tambahan : Merupakan fungisida kontak digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman bawang merah, cabai, kentang, tomat, kacang tanah, kelapa, teh, pisang, semangka.
·         Perhitungan :
Diketahui :
Dosis rekomendasi = 1,5 kg/ha
bahan aktif = Klorotalonil 75%
luas areal keseluruhan = 4,3 ha
luas areal tanaman tomat 0,15 ha
volume semprot = 500 l/ha
volume tangki = 20 l
1. kebutuhan formulasi per ha (dosis) = 100/75 x 1,5 = 1,125 kg/ha
2. Konsentrasi   C= 100.D/AxV x 100%= 100.1,5/75x500 x 100% = 0.004%
3. pemuatan tangki perHa= 500 x 0,15=75 = 75 lt/20 lt = 4 kali = 4 kali penyemprotan
4. kebutuhan per tangki = 2,143 kg/4 kali penyemprotan = 0,28 kg
5. kebutuhan bahan aktif per Ha
= 0.004 / 100 x 500 = 0,02 liter setara dengan 100/75 x 0,02= 0,15 per ha formulasi

3.6.Ridomil Gold MZ 4/64 WG
1.      Nama dagang pestisida: Ridomil Gold MZ 4/64 WG
2.      Jenis: fungisida
3.      Jenis sasaran : untuk mengendalikan penyakit pada tanaman, antara lain :
v  Kakao : Penyakit busuk buah Phytophthora palmivora
v  Kentang : Penyakit busuk daun Phutophthora infestans
v  Melon : Penyakit embun bulu Pseudo-peronospora cubensis
v  Tomat : Penyakit busuk daun Phytophthora infestans
4.      Bahan aktif Mankozeb : 64 % dan Mefenoksam : 4 %
5.      Bentuk formulasi : WG (Wettable Granuler), dalam formulasinya berbentuk butiran).
6.      Ciri penting lain/tambahan : Ridomil Gold MZ 4/64 WG fungisida sistemik dan kontak yang bersifat preventif dan kuratif yang bekerja mengendalikan penyakit langsung  ke pusatnya. Ridomil Gold MZ 4/64 WG merupakan formulasi terbaru yang mengandung dua bahan aktif tersebut akan melindungi dan mengendalikan penyakit dari bagian luar dan dalam tanaman. Fungisida ini sangat mudah diaplikasikan dan sangat efektif untuk mengendalikan semua penyakit utama jamur/ cendawan golongan Oomycetes. Ridomil Gold MZ 4/64 WG termasuk golongan phenylamide yang bekerja sangat spesifik. Fungisida ini sangat efektif untuk mengendalikan penyakit busuk daun Phytophora infestans pada tanaman kentang dan tomat, penyakit Phytophtora palmivora pada tanaman kakao serta penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis pada melon.

3.7.Petrogenol 800 L

1.      Nama dagang pestisida : Petrogenol 800 L
2.      Jenis : Insektisida atraktan
3.      Jenis sasaran : Insektisida pengendali hama, antara lain :
·         Mangga : Lalat buah Dacus sp
·         Cabai : Lalat buah Dacus ferrugineus
4.      Bahan Aktif Metil eugenol : 800 g/l
5.      Bentuk formulasi : L (liquid) yaitu cairan

3.8. Bubur California

1.      Nama dagang pestisida : Bubur California
2.      Jenis : Insektisida dan fungisida
3.      Jenis sasaran : Insektisida dan Fungisida yang berbentuk cairan bersifat kimiawi yang digunakan untuk mengendalikan penyakit Diplodia, Busuk pangkal batang, dan Jamur kerak, serta mengendalikan hama Kutu sisik dan Tungau.
4.      Bahan Aktif Metil eugenol : Belerang (S) dan Kapur (CaCO3)
5.      Tambahan : Aplikasi Semprot : Ambil bagian bening/atas BC sebanyak 10 ml/liter air atau 150ml/tangki semprot dan Pengecatan : Gosok batang dengan sikat, Kocok bagian endapan dan bagian bening BC sampai merata, oleskan Bubur California menggunkan kuas.

3.9. Benlate 50 WP
1.      Nama dagang pestisida : Benlate 50 WP
2.      Jenis : fungisida
3.      Jenis sasaran : Jamur
4.      Bahan aktif : benomil 50%
5.      Bentuk formulasi : WP (Wettable Powder)
6.      Ciri penting lain : Benlate Fungisida sistematik berbentuk bubuk berwarna putih yang dapat disuspensikan dalam air untuk mengendalikan penyakit jamur pada tanaman apel, cengkeh, jeruk, kacang hijau, kacang tanah, karet, kentang kopi, lada, padi, tebu dan tomat.






BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Berbagai jenis pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian, seperti : Decis 25 EC, Curacron 500 EC, Furadan 3G, Antracol 70 WP, Daconil 75 WP, Ridomil Gold MZ 4/64 WG, Petrogenol 800 L, Bubur California, Benlate 50 WP, dan lain sebagainya. Namun sekarang ini banyak pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis dari pestisida ini. Para petani tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah diterapkan oleh pemerintah.

4.2. Saran
1.      Untuk praktikum sebaiknya dipilih tempat yang lebih intensif dalam penggunaan pestisida agar mahasiswa tidak kesulitan dalam menentukan data-data yang ada dalam perhitungan.
2.      Untuk para petani sebaiknya menggunakan pestisida yang tepat dosis, waktu, dan sasaran.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Petrogenol-800-l. (ONLINE). (http://www.bersamakitaserasi.com/content/ petrogenol-800-l, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Furadan-3-gr. (ONLINE). http://www.bersamakitaserasi.com/content/furadan-3-gr, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Bubur california. (ONLINE). http://citruscentre.blogspot.com/2009/03/bubur-california.html, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. (ONLINE). http://tokopioneermart.com/?p=156, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.(ONLINE).http://tokopioneermart.com/wp-content/uploads/2010/11/22225x300.jpg, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.Ridomil Gold MZ 4/64 WG.(ONLINE). http://www.tokokimia.com/fungisida/item/ ridomil -gold-mz-464-wg.html, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Ridomil Gold MZ 4/64 WG. (ONLINE). http://bersamakitaserasi. com/content/ridomil-gold-mz-464-wg, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. (ONLINE).http://www.toko-kimia.com/insektisida/item/crash-480-as-copy.html, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Curacron 500 EC. (ONLINE).http://www.bersamakitaserasi.com/content/curacron-500-ec, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim. Decis 25 EC. (ONLINE).http://www.bersamakitaserasi.com/content/decis-25-ec, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Anonim.(ONLINE).http://www.lembahpinus.com/index.php?option=comcontent&task=view &id=180&Itemid=82, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).

1 komentar: